Gabisa apa apa

Biarkan senyum merekah melengkung

Sehingga ‘lupa’ datang pada hati yang termenung

Sang waktu bergulir tak hilang irama

Membiarkan handphonemu tak sedikitpun kau buka


Getaran lantai pada setiap jeda langkah kakimu

Seakan terhantar cepat kesetiap syaraf ditelapakku

Menunjuk bintang tepat diatas kepala

Berharap kau menunjuk ke cahaya yang sama


Langit kadang bersedih dengan rintiknya

Menanggalkan setiap rasa yang tak bersuara

Membuat setiap yang tak berteduh merasa sedikit lega

Karenanya, tak ada yang tau apakah hujan atau air mata


Bagaimana jika tidak ada kita?

Bahwa entitas ‘aku’ dan ‘kamu’ tidak ada dalam satu kosakata

Ketika cahaya yang kita tunjuk ternyata sama

Tapi waktu tak membolehkan aku dan kamu dalam satu kata.


Bagaimana jika akhirnya kita?

Bahwa setiap kali men-semoga-kan-mu dalam doa

Dikumpulkan penghuni langit tak berupa

Dibawanya terbang kepada Sang Pemilik setiap hati manusia


Kakiku tak henti hentinya berkelana

Mencoba setiap jalan yang terlihat fana

Merakit asa yang mungkin sebenarnya tak ada

Membisikan bumi dengan sebuah nama


dan ketika semua harus berjalan sesuai kehendak-Nya,



aku tersadar, bahwa diri ini gabisa apa apa.




1 komentar: