Bandara


Kamu mencari-cari bayang seraya berteduh.

Menyandarkan lelah mengusap peluh.

Melemparkan gumpalan-gumpalan celoteh pada langit.

Sambil mencipta harap yang tak pernah bisa pamit.

Merengek payah pada angan-angan usang.

Dahagamu tak sudah-sudah nya meradang.

Membawamu pada halusinasi sungai yang menerjang.

Padahal aku hanya padang gersang yang kering kerontang.


Oh ya, tentang gumpalan celotehmu,

Apa jawaban langit yang ia sampaikan padamu?

Biasanya, ia mendelegasikan hujan sebagai jawaban.

Atau seringnya hanya mendung yang menyejukan.

Bagaimana dengan gelembung besar yang kau tiup pada setiap kesempatan?

Sudah kau pecahkan?

Atau terus kau jaga sampai meneduhkan?

Ya, gelembung harapan.


Titipkan pada waktu.

Tentang semua benci dari rindu.

Tentang semua asa yang membatu.

Dari semua entitas yang kau tunggu,

Yang kau nanti tanpa bicara.

Menyembunyikannya rapat tanpa suara.

Tanpa sadar kau menunggu persiar samudera,

Dengan duduk manis diatas bangku bandara.




0 komentar:

Posting Komentar