Membukakan Pintu.

Langit tetiba menjadi kelabu

Menghitung hari, tak membutuhkan waktu

Memandang bahu yang seakan menjauhiku

Membiarkan jejak kaki menemaniku terpaku





Aku tak mau pergi

Melepaskan setiap kenyataan menjadi memori

Memegang erat waktu agar tak berlari

Tapi keadaan memaksa kita tuk tak disini





Butuh waktu tuk melepasmu dari mata

Membiarkan semua kembali seperti sedia kala

Menyadarkanku, yang terlelap dalam mimpi indah kita

Mengingatkan hati yang telah lama mengikat kita bersama





Masa membiarkanku melihatmu

Merangkai hari mencuri waktu

Membawa setiap mimpi terus berlalu

Mendengarkan gerakmu pada setiap jeda langkah kakiku





Mencoba terbangun menyadarkan diri

Berkata pada diri, bahwa memang seharusnya tak ada yang selamanya disini

Mungkin kau tak menginginkan pergi

Tapi jauh dari sini, kau lebih dari ini





Tempo hari membuka tangannya

Memelukku dengan segala yang masih tersisa

Menyelamatimu yang dibutuhkan jauh disana

Menguatkan diri tetap pada tempatnya





Dua puluh empat jam

Tercatat ku bertahan hingga terpejam

Tak tersungkur oleh setiap rindu yang menghujam

Lalu senyum kalian dengan mudah menghantam





Rafting ku yang kedua kali

Mengetahui setiap detil apa yang semestinya terjadi

Seharusnya, aku sendiri

Ditinggal menjauh atau meninggalkan pergi





Terimakasih atas semua yang berlalu

Membangun rumah yang tak semu

Bukan dengan empat tembok yang terpaku

Tapi empat belas detak jantung yang terdengar merdu





Dua puluh empat jam rasa itu sanggup ku usir jauh

Melupakan  setiap tentangmu, membuatku rapuh

Entah, tapi kalian tetiba kembali

Ketika diri ini hampa tak berisi





Dua puluh empat jam yang terasa lama

Ku menunggu  Masa, ketika semua berjalan sesuai rencana

Disaat aku melihatmu dengan mata kepala

Bertukar senyum yang terpisah tak lebih dari satu hasta





Sekejap, kau seperti memindahkan energi

Menguatkan ku untuk lebih lama dalam sendiri

"Menunggu", memiliki makna "Hal paling kubenci" dalam kamusku

Tak peduli ada tidaknya kepastian dibalik itu





Seringkali aku tahu

Bahwa pergi bukanlah kehendakmu

Menjengkelkannya si Keadaan memaksa langkah kakimu

Kembali membuatku meninggalkan pergi atau ditinggal menjauh





Seringkali aku mengerti

Bahwa waktu telah lama berlari

Menghangatkan hati karena setiap yang bernyanyi

Menumbuhkan rindu pada setiap kali sepi





Kali ini aku menunggu

Melakukan hal yang paling menggangguku, untukmu

Kali ini aku menanti

Memastikan diri, bahwa akulah yang kau tinggal pergi

Karena setiap orang mengerti

Bahwa bosan dan letih, akan terjadi pada setiap hati

Dan ketika jiwa mulai merasa hilang

Tubuh dengan sendirinya melangkah pulang





...











Kali ini aku tahu

Detik ini aku akan menunggu

Menjaga Rumah yang tak semu

yang kita bangun dari empat belas detak jantung yang merdu

Menjaga Dekorasi yang tertata rapi

yang memelihara setiap memori seakan abadi

Menjaga Kalian yang mungkin akan jenuh

yang terlanjur mulai pergi dan menjauh

Kali ini aku menunggu

Menjadikan kesendirian sahabatku

Menghitung setiap hari satu persatu

Agar nanti ketika hati mu pulang karena rindu

Kupastikan, aku yang pertama membukakan pintu.







...







kalian..









0 komentar:

Posting Komentar