Atur. Diatur. Teratur.

Aku pernah berpikir sejenak tentang hari setelah hari ini.

Mengukur sebuah gunung, yang bahkan diri ini belum mampu mengangkat kerikil.

Memeluk langit, yang bahkan awan pun belum sanggup digapai.



Ada sebuah hari dimana kemarin tidak lah lebih berkesan.

Hari dimana setiap putaran jamnya adalah kenyataan.

yang mungkin bahkan tak sempat orang lain impikan.

Hari dimana senyummu, selalu hadir dalam pandangan.

selalu mengisi setiap sudut dalam pikiran.



Hari itu, saat dimana aku dan kamu tanpa sadar menjatuh kan air mata.

Terpukul oleh perilaku Tuhan yang tak pernah bisa diterka.

Dipeluk oleh impian yang tak pernah terlewat dalam setiap do'a.



Hari dimana setiap raga harus pergi, setiap pikiran harus memilih.

Terlalu banyak harapan yang lahir, terlantun lirih.

Tanpa disadari, raga dan pikiran membiarkan hati bersedih.



Kemarin aku pergi sangat jauh meninggalkanmu.

Memikirkan hal yang mungkin kau belum pernah tahu.

Melakukan hal yang mungkin kau takkan pernah mampu.

Dan kau tahu? Aku menemukan mu.

Dan aku yakin kaupun begitu.



Hari ini, pikiranku sudah penuh dengan semua memori.

Raga ini sudah mulai sanggup untuk berdiri.

Hati ini sudah terisi penuh oleh cinta yang kamu beri.

Seperti yang aku bilang, perilaku Tuhan tidak pernah bisa diprediksi.



Setelah hari ini, biarkan menjadi hari ini.

Dengan segala hal yang ku miliki, segala hal yang kau beri.

Dan biarkan aku, kamu, mimpi, dan yang sedang terjadi, di rangkum oleh Hari Ini.







.

..

Terbesit dalam hati,

'Jika hidup bisa diatur semau manusia, akankah bisa seindah ini?'

0 komentar:

Posting Komentar