Bulan. Rindu.

Bulan terdiam.

Tak bergerak.

Ia terlalu sibuk bernyanyi..

dalam diam.


Ada saat dimana 'sendiri' adalah teman — malam.

Saat dimana sejuk terasa menusuk.

dimana gelap memeluk setiap harapan.

dimana sunyi menghiasi sudut - sudut sepi.


Kau tidak sedikitpun gusar pada bulan,

yang acap kali terdiam.

Tak bergerak. Apalagi mendekat.

Tersenyum, namun tidak sama sekali beranjak merapat.


Kau tak sedetikpun jengkel pada bulan,

yang hanya melempar senyuman.

hanya bermesra dalam jeda.

sampai malam tanpa sadar menua.


Bagaimana jika bulan sengaja?

Hanya tersenyum dan berlalu.

Meletakan sela yang tertata.

Agar jumpa tak lepas dari waktu.


Bagaimana jika bulan merasa?

Bahwa jauh adalah pemanis.

Agar senyum selalu tercipta.

Meski rongga tak penah lupa terlukis.


Bagaimana jika bulan mengerti?

Tentang kisah yang tak memiliki konklusi.

Tentang sakit yang tak bisa lepas dari hati.

Agar tak sedikitpun waktu terkonversi menjadi memori.


Biarkan bulan dengan tingkahnya.

Sesekali bersinar. Sesekali sirna.

Meninggalkan malam tak berjiwa.

hampa.

Sampai hati ditenggelamkan lupa,

dan memetik bintang yang selalu ada.


Bulan rindu.

Selalu.

Ia tak menghilang. Ia hanya berjarak.

Ia terlalu malu untuk berteriak.

Bulan tak pergi.

Ia hanya berotasi.

Bulan menguji rindu dalam kesetiaan.

Karena disaat kamu pergi, rindu tetap saja bertahan.



Bulan.


Picture by Rafiif Alnabiil.

0 komentar:

Posting Komentar